Ketika Takdir Menemukan Jalannya,
Kami pertama kali dikenalkan oleh paman, Letkol Adm Soni Sahat, melalui nomor telepon. Kami hanyalah dua orang asing yang terhubung lewat percakapan ringan. Saat itu saya masih seorang dokter sipil yang sedang mencoba mendaftar sebagai dokter militer.
Hingga suatu hari, sepulang Mas Hendra dari misi kemanusiaan di Gaza dan saya sudah menjadi dokter militer. Kami akhirnya bertemu untuk pertama kalinya—setelah satu tahun berteman dan hanya sebatas berkomunikasi sesekali lewat telepon. Dari pertemuan singkat tanpa ada sesuatu hal yang istimewa.
Hari demi hari bergulir, dan tanpa disadari, semuanya seperti dipermudah. Dengan penuh keyakinan, Mas Hendra tiba-tiba datang menemui kedua orang tuaku. Dibalik ketulusan hati serta matanya yang berbinar menyimpan ketenangan dan kejujuran dalam tuturkatanya, Mas Hendra menyampaikan niatnya untuk menjalankan ibadah, menikah.
Dari awal keberanian inilah, benih cinta mulai tumbuh. Dua hati yang dulunya asing perlahan menemukan kisahnya.
Hingga pada akhirnya kami membuat keputusan untuk beribadah bersama menggapai ridho-Nya yang diiringi dengan restu kedua orang tua kami.